Rabu, 21 Desember 2022
REKOLEKSI BAGI PARA PETUGAS LITURGI
Selasa, 13 Desember 2022
RAPAT PANITIA PERAYAAN HARI RAYA NATAL 2022
"Mari Bekerjasama dan sama-sama Bekerja"
Sebuah Perayaan perlu dipersiapkan dengan sungguh-sungguh agar perayaan itu membawa sukacita dan kegembiraan.
Paroki St. Yosef Onekore menyadari akan pentingnya sekelompok orang untuk mengkoordinir dan mengatur sebuah perayaan Liturgi dalam persiapan dan pelaksanaannya. Oleh karena itu, Seksi Liturgi DPP St. Yosef Onekore seijin Pastor Paroki pada 30 November 2022 mengundang semua ketua Lingkungan, Organis, biara-biara yang terlibat, kelompok kategorial rohani dan semua anggota seksi liturgi untuk merancang dan menentukan siapa atau Lingkungan mana yang menjadi Koordinator Umum dalam seluruh persiapan dan pelaksanaan Perayaan Natal 2022 hingga hingga Perayaan Tahun Baru 2023 yang kebetulan jatuh pada hari Minggu (Pesta Maria Bunda Allah). Akhirnya Lingkungan XII yang diketuai olwh Bpk. Martinus Bendu dipercayakan untuk menjadi koordinator Umum dalam Kepanitiaan Hari Raya Natal 2022
Menyikapi akan kepercayaan ini, pada Senin 12 Desember 2022 Panitia Hari Raya Natal 2022 bertempat di Pendopo Pastoran yang dihadiri seluruh anggota Panitia mengadakan rapat pemantapan. Dalam kesempatan ini, Pastor Paroki St. Yosef Onekore, RP. Krispinianus Lado, SVD menyampaikan ucapan terimakasih atas kerelaan dan ketulusan anggota panitia yang hadir dalam rapat ini. Pater Pian (sapaan manisnya) meningatkan dan berpesan pada seluruh anggota panitia " untuk Bekerjasama dan sama-sama Bekerja." "Bekerjasama dimaksud adanya koordinasi antar seksi, saling mengingatkan, diskusi dan hindari perselisihan. Dan sama-sama Bekerja dimaksud adalah semua komponen untuk tidak saling menonton apabila bagian tugasnya telah selesai, melainkan sama-sama, bahu membahu untuk menyelesaikan pekerjaan. Semua komponen harus bekerjasama saling membantu untuk menuntaskan setiap bekerjaan yang belum kelar" demikian penjelasan Pater Pian lebib lanjut. Dalam rapat tetsebut dihadiri pula Pastor rekan RP. Kharis Djuwa, SVD.
Senin, 12 Desember 2022
APAKAH KALAU MISA MALAM NATAL, TIDAK PERLU MISA HARI NATAL 25 DESEMBER ?
Terbersit di benak, apa penghayatan saya dibalik Perayaan Ekaristi Malam Natal dan Hari Natal 25 Desember ? Apakah tidak perlu mengikuti Perayaan Ekaristi kedua-duanya, cukup salah satunya ?
Yang disebut liturginya sama, apabila bacaan-bacaan dan doanya sama. Hal ini saya temukan saat mengikuti misa setiap hari minggu biasa. Kita bisa temukan / alami di paroki-paroki termasuk Paroki Onekore dengan diadakan beberapa kali Perayaan Ekaristi (Misa) dengan alasan pastoral umatnya banyak. Namun Liturgi malam Natal 24 Desember dengan Natal 25 Desember jelas berbeda. Hal ini' bisa dilihat dari bacaan-bacaan dan doa-doanya. Maka sari segi pemahaman permaknaan jelas berbeda.
Misa Malam Natal sebenarnya memberi tekanan tentang kelahiran-Nya (Kelahiran Yesus Kristus) yang sudah terjadi sejak awal, yakni dalam kehendak Bapa di Surga untuk mengangkat martabat manusia ke dfalam sejarah keselamatan-Nya ( Lks. 2:1-14). Kelahiran Maria di Betlehem merupakan ajakan bagi saya dan kita semua untuk menyerahkan kemanusiaan kita (dalam ziarah/sejarah manusia) untuk dimasukkan/ diikutsertakan dalam sejarah keselamatan oleh Tuhan.
Dan, Misa Natal 25 Desember adalah permenungan yang lebih berpusat pada peristiwa mengabarkan lahirnya Kristus di dalam kehidupan orang beriman yang pertama, yakni para gembala (Luk. 2 : 15 - 20). Para gembala adalah pewarta-pewarta pertama yang mengundang saya, kita semua untuk sujud dan menyembah ke hadapan Sang Bayi (Kanak-Kanak) penyelamat, dan selanjutnya menjadi pewarta Kabar bagi/Gembira bagi dunia.
Malam Natal, adalah saat dimana saya turut menantikan detik-detik kelahiran juru selamat dan Hari Natal adalah hari dimana kita menerima Kabar Gembira dari para gembala serta mengumandangkan hari kebahagiaan sekaligus pemakluman kepada dunia bahwa Sang Juru Selamat telah lahir.
Jadi, apabila pemahaman saya bahwa misa Malam Natal adalah cukup dan misa Natal 25 Desember tidak perlu diikuti adalah kepincangan rohani (penghayatan akan Kelahiran dan Kabar Gembira Natal). Telah empat minggu masa penantian (adven) dan saat kelahiran saya sunggu terlibat, namun kebahagiaan, sukacita akan kelahiran saya abaikan/tidak terlibat untuk merayakan dan memaklumkan ke seluruh penjuru dunia atau sebaliknya Malam Natal saya tidak ikuti, tetapi ikuti misa Natal 25 Desember. Saya hanya mau bergembira dan bersukacita tetapi empat minggu masa penantian adalah sia-sia karena detik-detik kelahiran Sang Juru Selamat tidak turut berjaga dan menyaksikan.
Dimanakah Posisi Saya ?
Kamis, 08 Desember 2022
PESAN ADVENTUS 2022
USKUP AGUNG ENDE
MGR. VINCENTIUS SENSI POTOKOTA
Ajakan Pembuka
Saudara-saudari umat Allah se-Keuskupan Agung Ende terkasih
Kita sedang menjalani masa andventus, masa penuh rahmat untuk beribadat dan berbuat nyata. Kata "adventus" berarti " hal mendekati" atau "Kedatangan" ( Bdk. Kamus bahasa Latin, Poerwadarminta, dkk ). Karena itu dalam konteks masa Liturgi Gereja Katolik, adventus secara praktis dipahami sebagai masa untuk mendekati atau menanti dan mempersiapkan kedatangan " Juru selamat" yang dijanjikan dan dinubuatkan.
Namun agar pemahaman dan pemaknaan kita lebih sempurna, harus diketahui dan disadari bahwa yang kita nantikan dan dipersiapkan selain kedatangan Sang Juru Selamat pada hari raya Natal, juga kedatangan kedua, tibanya Hari Pemenuhan Paripurna yang adalah tujuan akhir hidup kita (jangka panjang). Pada titik inilah , saya mengajak segenap umatku untuk berpartisipasi aktif dalam suatu gerakan penting terkait pastoral pembenahan hidup berkeluarga di seluruh wilayah Keuskupan Agung Ende, sebagai aksi nyata mempersiapkan dan menantikan saat paripurna, akhir tugas kehidupan kita dengan pertanggungjawaban paripurna pula.
Kelompok strategis, generasi harapan keluarga-keluarga kita dalam diri Orang Muda Katolik (OMK) memang pantas dan harus menjadi andalan. Kita bersyukur bahwa rata-rata OMK kita lebih terdidik, setidaknya secara formal. Meski gejala-gejala frustrasi karena ancaman pengangguran tetap menjadi momok. Sementara keengganan pulang kampung semakin nyata, karena rupanya mimpi-mimpi generasi muda kita dianggap bakal tidak terjawab oleh keterbatasan di desa yang nyata.
Generasi OMK kita mendunia dalam jangkauan pergaulan. Mereka amat bebas dan amat kreatif, namun wawasan dan kesadaran etis tentang norma-norma moral mencemaskan. Dinamika saling-kenal dan perjodohan sering tidak didukung oleh karakter kepribadian yang mumpuni. Gejala "Sex bebas" diantara mereka rupanya bukan kecurigaan bohong lagi. Sementara pastoral pendampingan OMK amat kurang diminati, baik karena sikap tidak peduli mereka sendiri maupun karena paket-paket bina OMK tidak cocok selera. Maka refrein keluhan OMK tidak suka aktif dalam kegiatan-kegiatan paroki dan KUB tetap bergema.
Kita pantas mengagumi banyak sekali keluarga-keluarga Katolik yang sukses dan patut menjadi teladan dalam kesetiaan cinta sebagai suami istri dan orangtua bagi anak-anak. Banyak pasutri Katolik mencapai usia perkawinan perak, pancawindu dan emas, bahkan intan, meski tifak merayakannya dengan pesta-pesta meriah. Kita berharap dalam doa, agar jumlah pasutri sukses dan pasutri teladan semakin banyak.
Pada sisi kenyataan yang lain, MUSPAS VIII menemukan bahwa cerita kelam tentang kesetiaan cinta pasutri-pasutri Katolik yang tercemar sedang menjadi menu laris-manis di ruang gosip bisik-bisik, atau gosip publik terbuka. Kasus KDRT, perselingkuhan, pisah ranjang dan gugat cerai yang semKin marak, adalah bukti kesetiaan cinta gagal dipertahankan. Keluhuran Sakramen perkawinan Keluarga Katolik swmakin dicemari, dengan alasan-alasan yang multi dimensi. Diantarany belitan utang adat, tekanan ekonomi, pola hidup " Besar pasak, daripada tiang", intervensi orangtua pasutri dan keluarga besar, tempat domisili terpisah karena tuntutan pekerjaan pendukung nafkah, dan yang paling parah ialah bangunanan kematangan/kedewasaan kepribadian suami istri yang rapuh dan tidak teratasi karena jalan-jalan terapis profesional tidak tersedia. Sementara paket program persiapan perkawinan (KPP) untuk calon pasutri masih belum memadai. Sehingga kesiapan lahir-batin, rohani-jasmani pun tidak memadai
Saudara-saudari terkasih ......
Inilah sebagian dari kondisi nyata kehidupan yang mewarnai rumah tangga Katolik yang pantas diprihatini. Pastoral pendidikan dan pendampingan komponen-komponen anggota keluarga maaib jauh dari sempurna. Tidak ada pilihan lain jalan yang gampang. Maka kiranya selama masa adventus ini umatku saling mengajak untuk aksi-aksi intropeksi diri dalam keluarga kita masing-masing, dalam pertemuan di KUB-KUB, dalam Organisasi dan peguyupan umat yang ada, sebagai sebuah gerakkan bersama. Kita harus dan pasti bisa menemukan jalan keluar.
Inspirasi Membangun Komitmen untuk Bergerak Bersama
Saudara-saudari , Umat Allah se-Keuskupan Agung Ende terkasih ...
Gerakan benah-benah pastoral pendampingan dan revitalisasi kehidupan keluarga-keluarga katolik di seluruh wilayah keuskupan kita, adalah kesepakatan dan tekad kita melalui MUSPAS VIII/2021. Karena gerakan dimaksud melibatkan segenap umat se-keuskupan, maka kita harus menancapkan komitmen bersama yang kokoh, terutama dalam rumah tangga kita masing-masing dan di KUB-KUB. Untuk itu kita perlu mencari inspirasi dan berbagai nara sumber.
Kitab Suci kaya dengan inspirasi. Tidak kurang dari Tuhan Allah sendiri telah menginisiatif suatu contoh bergerak bersama. Ketika memenuhi janjiNya menghadirkan Sang Juru Selamat, Allah melibatkan para pihak baik unsur ilahi-surgawi maupun unsur insani-duniawi. Sepanjang masa Adventus bacaan-bacaan Perjanjian Lama sudah bernubuat tentang kedatangan Mesias terjanji, yang artinya para nabi dilibatkan oleh Allah untuk menjadi penyambung lidahNya. Melalui Malaikat Gabriel teepilihnya Maria sebagai ibu yang melahirkan Yesus di beritahu, tetapi ditegaskan bahwa Yesus dikandung oleh Roh Kudus (Luk.1:26-35); Yosef diajak Malaikat Tuhan untuk mendampingi Maria sebagai istrinya (Mat.1:20); Kedatangan Yesus dipersiapkan oleh Yohanes Pembaptis (Luk.1:13-19); Para Gembala, paduan surgawi para malaikat dan ketiga raja kafir dari Timur dihaditkan sebagai saksi kelahiran Yesus (Luk. 2:5-20; Mat 2:1-12). Semua pihak bergerak bersama dan berpartisipasi penuh komitmen.
Sesudah pertobatan yang dramatis dan perubahan menjadi manusia, berkat inisiatif misterius Yesus yang pernah dimusuhinya. Paulus tampil sebagai rasul besar bangsa-bangsa bukan Yahudi. Komitmen Paulus membakar semangat pewartaan-Nya tentang Juru Selamat yang dia yakin tanpa tedeng aling-aling (Gal. 1:17). Di zaman tanpa sarana prasarana pendukung, komitmennya membuat Paulus kreatif dalam berkomunikasi dan bekerjasama dengan para pemimpin/penatua jemaat-jemaat kristiani pertama dimana-mana, meski cuma dengan surat tulisan tangannya (2 Kor. 2:1-3). Pewartaan dan kerasulannya bersama para penatua dan jemaat kristiani menjadi suatu gerakan bersama yang menakjubkan.
Surat-surat Pastoral Paulus menyentuh juga isu-isu hidup berkeluarga. Pikiran dan tip-tip nasehatnya amat sangat inspiratif untuk membangun komitmen pastoral kita bersama membenahi merevitalisasi ideal atau cita-cita hidup keluarga-keluarga katolik yang sejahteta, rukun dan damai. Mari kita berkomitmen untuk memastikan bahwa gerakan bersama kita meraih sukses, agar mutu kehidupan dan kesaksian keluarga-keluarga katolik di seluruh keuskupan menjadi sumbangsi bagi masyarakat umum dimana saja.
Keluarga : Sekolah Pertama Kebajikan dan Keutamaan Hidup bagi Siapapun
Saudara-saudari umat se-uskupan Agung Ende terkasih ......
Melalui ajakan kegembalaanku ini izinkan Saya berharap agar kita sepakat tentang kebenaran dan kepentingan bahwa " keluarga adalah sekolah pertama yang memiliki hak primordial dimana kebajikan dan keutamaan hidup dipelajari dan dimantapka (Bdk. GS. 3 + 5). Karena itu Renstra dan Rentak Muspas VIII dengan modul-modul serta model gerakannya, bertujuan dan bertekad untuk menjadikan rumah-rumah tangga keluarga katolik menjadi sekolah dimana anak-anak yang dilahirkan belajar untuk hidup dan suami-istri menjadi orangtua yang berwawasan dan berketrampilan yang mumpuni/memadai untuk menjadi guru-guru andalan.
Bapa-bapa Gereja melalui proses konsili, menyepakati dan membenarkan kearifan universal tentang keluarga sebagai dasar dan sel utama masyarakat (GS. 52 dan AA 11). Maka pastoral keluarga dalam Gereja kita hampir selalu memprioritaskan rumah-rumah tangga kita sebagai sekolah pemberdayaan yang mempersiapkan keluarga-keluarga katolik yang bermutu sebagai sumbangsi membangun masyarakat dunia yang sejahtera, rukun dan damai. Ajaran iman dan moral katolik membekali kita dengan pedoman-pedoman arah, diantaranya tentang pijakan yang mendasari hampir semua kiprah dan sepak terjang hidup yang terpuji dan sukses.
Saudara-saudari, marilah kita bercermin pula pada teladan keluarga Nazaret. Yesus, Sang Juru Selamat, nyatanya telah lahir dan bertumbuh ditengah keluarga Maria dan Yosef, wadah rumah tangga konkrit. Kesederhanaan kondisi nyata dan kepribadian Maria dan Yosef disukai oleh Allah, suatu misteri yang tetap tidak dapat kita mengerti sepenuhnya.
Namun, yang dapat kita simpulkan ialah bahwa kondisi kesederhanaan sebagai keutamaan terpuji, adalah lahan yang subur untuk pelaksanaan kehendak Kasih Allah mewujudkan rencana agung penyelamatan dunia. Segala kebajikan dan keutamaan yang unggul, baik pada pribadi-pribadi maupun pada kondisi lingkungan keluarga Nazaret, telah menyumbang pada kelayakan yang ideal untuk pilihan Allah.
Kita pantas meyakini bahwa iman, pengharapan dan kasih, benar-benar memampukan keluarga Nazaret membangun komitmen yang kuat untuk patuh dan setia mengemban apapun kehendak Allah. Meskipun banyak perintah Allah yang tidak mereka pahami sepenuhnya. Beriman tanpa banyak bertanya, berharap kuat pada janji mesianik sebagai orang Yahudi, dan tetap mengasihi Allah yang sering membingungkan dan menantang mereka, membuat Maria dan Yosef mampu membangun hidup berkeluarga yang kudus dan pantas diteladani.
Permenungan adventus, yang cukup diwarnai oleh nubuat para nabi tentang Mesias Juru Selamat, menuntut sikap iman, harap dan kasih untuk memahami misteri rencana-rencana Tuhan dengan benar. Penggambaran tentang peran putra-putri keturunan keluarga Daud di sekitar figur Mesias yang dijanjikan, kiranya menginspirasi kita untuk relabeperan serta sesuai ajakan Yesus Kristus melalui GerejaNya di keuskupan kita untuk berkomitmen menyukseskan program-program kerja kita, khususnya membangun kehidupan keluarga-keluarga yang dicita-citakan.
Penutup
Saudara-saudari, umat se-Keuskupan Agung Ende yang saya kasihi dalam Yesus Kristus Juru Selamat......
Masa adventus adalah ruang yang tampan bagi kita, untuk semakin menyadari dan meresapkan betapa mendesaknya (urgennya) panggilan Gembala Agung Gereja kita, Yesus Kristus, agar kita murid-muridNya ikut serta berprihatin, peduli dan bergerak bersama. Program-program pembenahan dan penguatan Pastoral Keluarga-Keluarga (PASKEL) yang menjadi salah satu prioritas kita, telah disepakati sebagai suatu gerakan se-Keuskupan.
Peran-serta wajib yang berpijak diatas komitmen seia-sekata akan menjamin sukses. Apalagi yang mau kita benah bertujuan amat mulia, yaitu terciptanya wadah rumah tangga keluarga-kuarga kita yang swmua anggotanya terdampingi dengan benar dan baik sukses mempertahankan kesatuan yang utuh, sejahtera jiwa-raga, rukun-damai ke dalam dan keluar, dan beriman teguh akan penyertaan tangan Kasih Yesus Kristus dalam RohNya, seperti ditegaskan Paus Yohanes Paulus II ( FC. 13-Famiaris Consirtio)
Melalui keluarga-keluarga yang demikian, anak-anak, remaja orang muda bersama orang tua (pasutri) mampu menciptakan rumah tangganya sebagai " Perahu Adventus" yang selalu siap berlayar sambil menanti saat kedatangan Hakim yang adil dan Raja semesta alam. Dengan tetap kuat berharap agar pada saat Kepenuhan Paripurna , Keluarga-keluarga kita akan ditemukan layak untuk dikumpulkan sebagai domba-domba yang selamat dan bukan kambing-kambing yang malang (Bdk. Mat 25 : 32 -34 )
Selasa, 06 Desember 2022
CATATAN HARIAN PATER MARINUS KROLL, SVD
Sabtu, 03 Desember 2022
SIRAMAN ROHANI - MINGGU ADVEN KEDUA
( Pastor Paroki St. Yosef Onekore )
Jumat, 02 Desember 2022
MISA JUMAT PERTAMA BAGI ANAK SEKOLAH
Hari ini, Jumat 2 Desember 2022 Paroki St. Yosef Onekore kembali mengadakan Perayaan Ekaristi khusus bagi anak-anak pelajar dari tingkat SD - SMA se-wilayah Paroki Onekore, setelah sekian tahun akibat adanya pergantian Pastor Paroki dan bencana pandemi Covid-1.
Hal ini juga atas usulan peserta pleno saat pleno Paroki St. Yosef Onekore tahun 2022.
Dan untuk merespon keprihatinan Muspas ke VIII Keuskupan Agung Ende yang dijadikan salah satu kelompok sasar dalam karya Pastoral.