Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) telah menetapkan setiap tanggal 17 Agustus sebagai Hari Raya dalam kalender Liturgi.
Kemerdekaan secara jasmani (kemerdekaan sebuah negara) dan kemerdekaan secara rohani saling melengkapi dan jalan beriringan agar manusia dapat hidup sebagai warga negara yang baik dan juga sebagai anak Allah yang taat. Kemerdekaan rohani, yang didapatkan melalui iman kepada Kristus, memberikan fondasi yang kuat bagi kemerdekaan jasmani dan memungkinkan manusia untuk hidup lebih bermakna di hadapan Allah dan sesama.
Pada Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Gereja Katolik (KWI) menempatkan bacaan-bacaan Liturgi yang sungguh sebuah refleksi yang bermakna bagi bangsa ini. Bacaan Pertama dari Kitab Sirak, 10:1-8 mengisahkan tentang para penguasa (Pemerintah) bertanggung jawab atas rakyatnya. Pada ayat pertama (1) dikatakan Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Ayat 3 : Raja (Pemimpin) yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Tidak terdidik disini buka saja soal pendidikan di bangku sekolah tetapi terdidik oleh akhlaknya. Oleh kitab Sirak kedudukan dan jabatan adalah sebuah anugerah dan bermartabat dari Allah (Sir.10:5). Selanjutnya Kitab Sirakh menggambarkan sebuah negara rakyatnya akan menderita oleh sikap para penguasa nya (Sir. 10:6-10) yang pendendam, sombong, kelaliman.
Bacaan kedua, diambil dari Surat Petrus yang pertama 2:13-17. Oleh Petrus mengajak semua pengikut Kristus untuk berlaku sebagai orang yang merdeka. Menurut Petrus, hidup sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah (1Pet.2:16). Petrus mengajak kita semua untuk menghormati semua orang, kasihanilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja (pemimpin)!
Dan dalam bacaan Injil, Penginjil Matius mengajak kita semua, pengikut Kristus untuk berlaku seimbang antara Negara dan Allah (Mat. 22:15-21). Berilah kepada Kaiser apa yang wajib kamu berikan kepada kaise, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.
Hari ini, 17 Agustus 2025 adalah hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80. Bukan usia yang muda. 80 tahun negara ini merdeka, namun masih banyak suara rakyatnya meminta keadilan. Banyak daerah yang masih jauh dari kemerdekaan jasmani tetapi karena iman, mereka telah merdeka secara rohani oleh karena Kristus yang diimani. Kitab Sirak, melalui para gembala Gereja(Imam/Pastor) akan terus berkumandang di gereja-gereja, tiap tanggal 17 Agustus saat kita merayakan kemerdekaan sebagai seremonial, Namun secara Jasmani bahkan Rohani sekalipun masih terbelenggu oleh egoisme individi dan kelompok, oleh ketamakan dan kesombongan elite penguasa dan politik dan kelaliman para penguasa. Ingat, Petrus dalam surat pertamanya mengatakan : “ hidup sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka,”
Hidup merdeka menurut kehendak Allah adalah siarah menuju kebahagiaan Abadi.
Dirgahayu Negeri-ku.
Oleh: Yardi Ola


Tidak ada komentar:
Posting Komentar